Jumat, 19 April 2013

Worskshop Penulisan dan Lomba cipta Cerpen dan Puisi



KOMUNITAS SASTRA BIMALUKAR WONOSOBO

- Lomba Puisi dan Cerpen Piala Bupati
- Workshop Sastra

Tema:
“Saya Menulis, Maka Saya Ada”

Ayo, daftarkan diri Anda:
- Pelajar dan Umum
- Peserta lomba wajib mengikuti Workshop Sastra Jumat-Minggu, 3-5 Mei 2013.
- Cerpen dan Puisi yang dilombakan dibuat pada saat Workshop Sastra.
- Tempat: Perpustakaan Umum Daerah Wonosobo

Pemateri Workshop:
- Evi Idawati (Penyair, Jogjakarta)
- Indrian Koto (Cerpenis dari Rumah Lebah)
- Dwi Rahariyoso (Pegiat Sastra, UGM)
- Latief S Nugraha (Studi Pertunjukan Sastra, Jogjakarta)
- Mahwi Air Tawar (Cerpenis, Madura)

Juara dan Hadiah:
- Akan dipilih juara 1, 2, dan 3 masing-masing lomba
- 10 karya puisi dan cerpen terbaik akan dibukukan.
- Hadiah berupa Piala Bupati, Piala Diknas Wonosobo, uang, paket buku, dan sertifikat.

Pendaftaran:
Waktu Pendaftaran 17 April - 2 Mei 2013
Membayar Kontribusi Rp. 50.000,-.

Tempat Pendaftaran:
Eko Hastuti (SMP N 1 Wonosobo)
Dwi Astuti (SMP N 1 Kertek)
Jusuf (MTs N Wonosobo)
Venera el Arj (Cyber Corner, Kalibeber)
Buruan daftar, PESERTA TERBATAS!

Fasilitas:
Snek, makan siang, sertifikat

Bazar Buku BIMALUKAR
1-5 Mei 2013
TEMPAT KOMPLEKS PERPUSDA WONOSOBO
DISKON BUKU BESAR-BESARAN dari Berbagai Penerbit di Nusantara

Contac: Jusuf (085230373555), 081326846812 (Hastuti), 082171937266 (Nessa), 08562945013 (Dwi)
Presented By:
KOMUNITAS SASTRA BIMALUKAR WONOSOBO



Rabu, 17 April 2013

Catatan Waktu -- Vanera el Arj

Sebuah Detik

/1/
Tak ada yang mampu memahami, dan benar-benar sendiri. Titik ini, aku namai sepi. Bahkan meski di badai dan topan bercanda ria dengan gegap gempitanya ataupun lirih hembusan bayu bersiul mengiramakan nada-nada harmony. Alone!

/2/
Nyatanya segala pujian yang terlucut, adalah suatu jerembab. Dan takkah terpikir bagaimana malunya dia yang terpujikan?

/3/
Aku masih hanya belajar membaca diri, kenapa engkau seret untuk membaca buku-buku? Inginkah kau memalingkanku agar benar-benar dungu?

Wonosobo, 10 April 2013

Pada Satu Musim

Jelas, yang terdengar di telinga hanya gemerujuk aliran sungai belakang rumah. Ini waktu masih sepenggalah meninggalkan senja, tapi bunyi kampret dan klawa belum juga bersiul menemui ranum mangga. Jangkrik, ketika aku masih kecil biasanya tertawa ataupun bernyanyi riang sejak bibir malam mengecup keningnya dan kini tak ada. 

Musim, seperti hanya putaran waktu berlalu dan hanya berkisar begitu saja. Rona tak lagi asli yang purna, terlihat sebatas fantasi keceriaan tawon yang hinggap di mekar bunga. Ah... inikah hampa hambar rasa? Atau kesia-siaan atau suatu pokok pikiran menafikan kematian?

Wonosobo, 05 April 2013